MUHAMMAD DALAM PANDANGAN ORIENTALIS
I. PENDAHULUANA. Latar BelakangMunculnya agama baru dalam kehidupan manusia beragama dirasakan sangat tidak mengenakkan, hal itu dikarenakan adanya kemungkinan-kemungkinan agama agama sebelumnya yang bersifat mayoritas akan menjadi menoritas. Agama Islam yang muncul belakangan di tanah Arab setelah beberapa agama; di antaranya Hindu, Budha, Yahudi, Kristen, menjadikan mereka pada khsusnya tidak mengakui keberadaan agama tersebut, sehingga Islam awal sangat mengalami banyak hambatan dalam perkembangannya. Namun seiring berjalannya waktu, Islam di bawah pimpinan Pendahulunya (baca: Muhammad) berhasil menjadi agama yang mayoritas karena berkembang di berbagai daratan hingga separuh dunia. Dan selang beberapa abad kemudian Islam mengalami keterpurukan, hal itu bersamaan dengan bangkitnya Kristen yang kemudian menjadi Mayoritas.Islam dewasa ini mempunyai semangat tinggi untuk bangkit kembali seperti dalam sejarahnya, hal itu membuat agama lain terutama Kristen bersikukuh untuk mengalahkan Islam dalam bentuk apapun. Salah satu gerakan yang mereka buat adalah dengan mempelajari Islam dari berbagai aspek, sejarah, ajaran, kitab dalam rangka untuk memutar balikkan fakta dengan tujuan meruntuhkan ideologi Islam yang telah mmelekat dalam diri kaum muslimin, yang kemudian di sebut Orientalisme. Munculnya orientalisme sebagai akibat dari perang Salib atau ketika dimulainya pergesekan politik dan agama antara Islam dan Kristen barat di Palestina. Argumentasi mereka menyatakan bahwa permusuhan politik berkecamuk antara umat Kristen dan umat Islam selama pemerintahan Nuruddin Zanki dan Shalahuddin al-Ayyubi. Permusuhan itu berlanjut pada masa saudaranya, al-Adil, sebagai akibat dari kekalahan beruntun yang ditimpkan Pasukan Islam kepada pasukan Salib, semua itu memaksa barat untuk membalas kekalahan-kekalahannya.[1]Idiologi Islam juga dirasakan sebagai penghalang untuk proyek pengkristenisasian yang hendak mereka wujudkan di seluruh dunia, hal ini sebagai salah satu faktor adanya gerakan orientalisme. Namun perlu juga diketahui tidak semua orientalis mempunyai pendapat yang subjektif tentang islam, ada juga para orientalis yang memang benar-benar tujuannya untuk mempelajari Islam apa adanya, seperti halnya Edward W. Said.B. Identifikasi MasalahPembahasan Islam di mata orientalis akan terus berlanjut seiring tumbuhnya orientalis-orientalis muda yang juga di barengi dengan permasalahan-permasalahan baru yang dibawanya. Diantara beberapa orientalis yang mengkaji Islam: Yohana dari Damaskus menulis buku yang berjudul Dialexis, dengan keinginan menjadikannya semacam sarana perdebatan antara orang Kristen dengan orang Islam. Buku Dialexis berisi melancarkan serangan sengit terhadap Rassulullah saw. dan menuduhnya mengada-adakan wahyu untuk memuaskan keinginan dunianya. Thomas Aquinas dari Dominikan pada tahun 1271 dengan bukunya berjudul Contra Averroistas yaitu menentang pengikut- pengikut Ibnu Rusyd. Christian Snouck Hurgronje hanyalah untuk tujuan praktis, yaitu penjajahan dan kekuasaan. Samuel Zwemer dalam majalah The Mosle World menghujam dan menjelekan Islam. Dalam bukunya seratus persen menyerang Islam dan muslimin di antaranya The Influence of Animisme on Islam: An Account of Popular Superstition. (menyingkap tabir orietalisme; H.A. Mannan Buchari). [2] Dr. Philip K. Hitti, dia mengatakan bahwa Muhammad adalah seorang penipu yang lihai. Dia juga berpendapat bahwa Islam tidak lebih dari pada warisan orang Yahudi-Kristen yang “diarabisasikan” dan “dinasionalisasi”.[3]Tuduhan Orientalis terhadap al-Quran juga tidak kalah ekstrimnya, menurut Arthur Jeffery, Mengomentari kanonisasi yang terjadi pada zaman `Uthman, pada umumnya para orientalis menyalahkan tindakan `Uthman yang menutup perbedaan. sebenarnya terdapat beragam mushaf yang beredar di berbagai wilayah kekuasaan Islam. Mushaf-mushaf tersebut berbeda dengan Mushaf Usman. Jadi, ketika Mushaf Usman dijadikan satu teks standart yang resmi dan digunakan di seluruh wilayah kekuasaan Islam, maka kanonisasi tersebut tidak terlepas dari alasan-alasan politis (political reasons).[4] Selai itu, Orientalis yang menentang Hadits adalah Ignaz Goldziher, menurutnya teks-teks Masehi, kata-kata dari sahabat-sahabat nabi Isa dan kitab-kitab apokripa (kitab-kitab Masehi yang diragukan kebenarannya), pandangan-pandangan Yahudi, ajaran filosof-filosof Yunani, dan seterusnya, yang disambut dengan baik di kalangan kaum muslimin, dengan mudahnya muncul dalam hadits sebagai kata-kata Muhammad.[5]C. Batasan MasalahSetelah peneliti, mengidentifikasi masalah yang ada mengenai orientalis sebagai mana yang telah banyak peneliti jelaskan di atas, perlu kiranya ada pembatasan masalah sebagai batasan penelitan yang akan dilakukan. Pandangan orientalis terhadap Muhammad adalah batasan yang peneliti ambil dari berbagai masalah yang ada.D. Rumusan MasalahBagaimana Pandangan Orientalis terhadap Muhammad?E. Tujuan PenelitianDengan mengetahui bagaimana pandangan para orientalis terhadap Muhammad, kami sebagai peneliti bisa mendiskripsikan dan mengetahui seberapa jauh pandangan mereka terhadap Muhammad dan bagaimana respon mereka terhadapnya.F. Kegunaan Hasil PenelitianSetelah mengetauhi tujuan peneitian ini, kita bisa memberikan respon sebagai mana mestinya terhadap orientalis atas pandangannya kepada Muhammad.
II. LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESAA. Kerangka TeoriBanyak sekali pandangan orientalis tentang Muhammad sebagai tokoh utama dalam agama Islam, dalam hal ini pandangan yang banyak ditemukan bersifat distruktif. Hal itu di dorong oleh kebencian mereka akan agama Islam yang mencegah proyek yang salah satunya pengkris-tenisasian di seluruh dunia. Dr. Hasan Abdul Rauf M. el-Badawiy dan Dr. Abdurrahman Ghirah dalam bukunya ‘Orientalisme dan Misionarisme’ di sana di jelaskan dalam rangka menjelekkan pamor Rasulullah mereka menyerang dalam berbagai aspek termasuk dalam hal poligami. Hal itu merupakan kebiasaan kalangan orientalis Yahudi dan Nasrani menyebarkan propaganda tak berdasar dengan tuduhan bahwa poligami yang diakukan Rasulullah bukti atas hasrat birahinya yang besar dan lebih karena mengikuti hawa nafsunya. Pernyataan yang membalikkan faktadari kebenaran menuju kebatilan.[6]Sedangkan Maryam Jamilah dalam bukunya Islam dan Orientalisme, dia mengemukakan salah satu tokoh yang juga merespon Muhammad, yaitu Dr. Philip K. Hitti seorang Guru Besar Sastra Semit di Universitas Princeton selama beberapa dasawarsa diakui oleh internasional sebagai ahli Islam yang paling berbobot di Barat, dia juga bertanggung jawab atas pengembangan orientalisme di Amerika. Dia mengatakan bahwa Muhammad adalah seorang penipu yang lihai dan membawa agama warisan yahudi-Kristen yang di “arabisasikan” dan “dinasionalisasikan”.B. HipotesisPandangan orientalis tentang Muhammad adalah orang yang tidak bisa dipercaya, orang yang sangat lihai menipu, dan merupakan pembawa agama sesat.III. PROSEDUR PENELITIANA. MetodeMetode penelitian dengan menggunakan pemaparan deskriptif kemudian menginterpretasikan dat menganalisa pendapat beberapa orientalis berdasarkan data yang ditentukan. Data diperoleh dari library reasrch atau artikel-artikel yang sehubungan dengan pendapat para orientalis tentang Muhammad.B. Populasi dan Sampel1. Populasiü Bukua. Dr. Hasan Abdul Rauf M. el-Badawiy dan Dr. Abdurrahman Ghirah, 2007, Orientalisme dan Misionarisme, Bandung: PT Remaja Rosdakayab. Dr. Mustofa Hassan as-Syiba’i, 1997, Membongkar Kepalsuan Orientalisme, Yogyakarta: Mitra Pustakac. ___________, 1983, Islam dan Para Orietalis, dialih bahasakan oleh: H. Bey Arifin, Surabaya: PT Bina Ilmud. Maryam Jamilah, 1997, Islam dan Orientalisme, sebuah kajian analitik, Jakarta: PT RajaGrafindo Persadaü Internete. Pandangan Orientalis Tentang Muhammad, dalam internet, website: http://andromedazone.blogspot.com/2009/01/pandangan-orientalis-tentang-muhammad_26.htmla. Orientalisme dan Biografi Nabi Muhammad SAW,dalam internet, website:http://id.shvoong.com/humanities/history/2209740-orientalisme-dan-biografi-nabi-muhammad/
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Munculnya agama baru dalam kehidupan manusia beragama dirasakan sangat tidak mengenakkan, hal itu dikarenakan adanya kemungkinan-kemungkinan agama agama sebelumnya yang bersifat mayoritas akan menjadi menoritas. Agama Islam yang muncul belakangan di tanah Arab setelah beberapa agama; di antaranya Hindu, Budha, Yahudi, Kristen, menjadikan mereka pada khsusnya tidak mengakui keberadaan agama tersebut, sehingga Islam awal sangat mengalami banyak hambatan dalam perkembangannya. Namun seiring berjalannya waktu, Islam di bawah pimpinan Pendahulunya (baca: Muhammad) berhasil menjadi agama yang mayoritas karena berkembang di berbagai daratan hingga separuh dunia. Dan selang beberapa abad kemudian Islam mengalami keterpurukan, hal itu bersamaan dengan bangkitnya Kristen yang kemudian menjadi Mayoritas.
Islam dewasa ini mempunyai semangat tinggi untuk bangkit kembali seperti dalam sejarahnya, hal itu membuat agama lain terutama Kristen bersikukuh untuk mengalahkan Islam dalam bentuk apapun. Salah satu gerakan yang mereka buat adalah dengan mempelajari Islam dari berbagai aspek, sejarah, ajaran, kitab dalam rangka untuk memutar balikkan fakta dengan tujuan meruntuhkan ideologi Islam yang telah mmelekat dalam diri kaum muslimin, yang kemudian di sebut Orientalisme. Munculnya orientalisme sebagai akibat dari perang Salib atau ketika dimulainya pergesekan politik dan agama antara Islam dan Kristen barat di Palestina. Argumentasi mereka menyatakan bahwa permusuhan politik berkecamuk antara umat Kristen dan umat Islam selama pemerintahan Nuruddin Zanki dan Shalahuddin al-Ayyubi. Permusuhan itu berlanjut pada masa saudaranya, al-Adil, sebagai akibat dari kekalahan beruntun yang ditimpkan Pasukan Islam kepada pasukan Salib, semua itu memaksa barat untuk membalas kekalahan-kekalahannya.[1]
Idiologi Islam juga dirasakan sebagai penghalang untuk proyek pengkristenisasian yang hendak mereka wujudkan di seluruh dunia, hal ini sebagai salah satu faktor adanya gerakan orientalisme. Namun perlu juga diketahui tidak semua orientalis mempunyai pendapat yang subjektif tentang islam, ada juga para orientalis yang memang benar-benar tujuannya untuk mempelajari Islam apa adanya, seperti halnya Edward W. Said.
B. Identifikasi Masalah
Pembahasan Islam di mata orientalis akan terus berlanjut seiring tumbuhnya orientalis-orientalis muda yang juga di barengi dengan permasalahan-permasalahan baru yang dibawanya. Diantara beberapa orientalis yang mengkaji Islam: Yohana dari Damaskus menulis buku yang berjudul Dialexis, dengan keinginan menjadikannya semacam sarana perdebatan antara orang Kristen dengan orang Islam. Buku Dialexis berisi melancarkan serangan sengit terhadap Rassulullah saw. dan menuduhnya mengada-adakan wahyu untuk memuaskan keinginan dunianya. Thomas Aquinas dari Dominikan pada tahun 1271 dengan bukunya berjudul Contra Averroistas yaitu menentang pengikut- pengikut Ibnu Rusyd. Christian Snouck Hurgronje hanyalah untuk tujuan praktis, yaitu penjajahan dan kekuasaan. Samuel Zwemer dalam majalah The Mosle World menghujam dan menjelekan Islam. Dalam bukunya seratus persen menyerang Islam dan muslimin di antaranya The Influence of Animisme on Islam: An Account of Popular Superstition. (menyingkap tabir orietalisme; H.A. Mannan Buchari). [2] Dr. Philip K. Hitti, dia mengatakan bahwa Muhammad adalah seorang penipu yang lihai. Dia juga berpendapat bahwa Islam tidak lebih dari pada warisan orang Yahudi-Kristen yang “diarabisasikan” dan “dinasionalisasi”.[3]
Tuduhan Orientalis terhadap al-Quran juga tidak kalah ekstrimnya, menurut Arthur Jeffery, Mengomentari kanonisasi yang terjadi pada zaman `Uthman, pada umumnya para orientalis menyalahkan tindakan `Uthman yang menutup perbedaan. sebenarnya terdapat beragam mushaf yang beredar di berbagai wilayah kekuasaan Islam. Mushaf-mushaf tersebut berbeda dengan Mushaf Usman. Jadi, ketika Mushaf Usman dijadikan satu teks standart yang resmi dan digunakan di seluruh wilayah kekuasaan Islam, maka kanonisasi tersebut tidak terlepas dari alasan-alasan politis (political reasons).[4] Selai itu, Orientalis yang menentang Hadits adalah Ignaz Goldziher, menurutnya teks-teks Masehi, kata-kata dari sahabat-sahabat nabi Isa dan kitab-kitab apokripa (kitab-kitab Masehi yang diragukan kebenarannya), pandangan-pandangan Yahudi, ajaran filosof-filosof Yunani, dan seterusnya, yang disambut dengan baik di kalangan kaum muslimin, dengan mudahnya muncul dalam hadits sebagai kata-kata Muhammad.[5]
C. Batasan Masalah
Setelah peneliti, mengidentifikasi masalah yang ada mengenai orientalis sebagai mana yang telah banyak peneliti jelaskan di atas, perlu kiranya ada pembatasan masalah sebagai batasan penelitan yang akan dilakukan. Pandangan orientalis terhadap Muhammad adalah batasan yang peneliti ambil dari berbagai masalah yang ada.
D. Rumusan Masalah
Bagaimana Pandangan Orientalis terhadap Muhammad?
E. Tujuan Penelitian
Dengan mengetahui bagaimana pandangan para orientalis terhadap Muhammad, kami sebagai peneliti bisa mendiskripsikan dan mengetahui seberapa jauh pandangan mereka terhadap Muhammad dan bagaimana respon mereka terhadapnya.
F. Kegunaan Hasil Penelitian
Setelah mengetauhi tujuan peneitian ini, kita bisa memberikan respon sebagai mana mestinya terhadap orientalis atas pandangannya kepada Muhammad.
II. LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESA
A. Kerangka Teori
Banyak sekali pandangan orientalis tentang Muhammad sebagai tokoh utama dalam agama Islam, dalam hal ini pandangan yang banyak ditemukan bersifat distruktif. Hal itu di dorong oleh kebencian mereka akan agama Islam yang mencegah proyek yang salah satunya pengkris-tenisasian di seluruh dunia. Dr. Hasan Abdul Rauf M. el-Badawiy dan Dr. Abdurrahman Ghirah dalam bukunya ‘Orientalisme dan Misionarisme’ di sana di jelaskan dalam rangka menjelekkan pamor Rasulullah mereka menyerang dalam berbagai aspek termasuk dalam hal poligami. Hal itu merupakan kebiasaan kalangan orientalis Yahudi dan Nasrani menyebarkan propaganda tak berdasar dengan tuduhan bahwa poligami yang diakukan Rasulullah bukti atas hasrat birahinya yang besar dan lebih karena mengikuti hawa nafsunya. Pernyataan yang membalikkan faktadari kebenaran menuju kebatilan.[6]
Sedangkan Maryam Jamilah dalam bukunya Islam dan Orientalisme, dia mengemukakan salah satu tokoh yang juga merespon Muhammad, yaitu Dr. Philip K. Hitti seorang Guru Besar Sastra Semit di Universitas Princeton selama beberapa dasawarsa diakui oleh internasional sebagai ahli Islam yang paling berbobot di Barat, dia juga bertanggung jawab atas pengembangan orientalisme di Amerika. Dia mengatakan bahwa Muhammad adalah seorang penipu yang lihai dan membawa agama warisan yahudi-Kristen yang di “arabisasikan” dan “dinasionalisasikan”.
B. Hipotesis
Pandangan orientalis tentang Muhammad adalah orang yang tidak bisa dipercaya, orang yang sangat lihai menipu, dan merupakan pembawa agama sesat.
III. PROSEDUR PENELITIAN
A. Metode
Metode penelitian dengan menggunakan pemaparan deskriptif kemudian menginterpretasikan dat menganalisa pendapat beberapa orientalis berdasarkan data yang ditentukan. Data diperoleh dari library reasrch atau artikel-artikel yang sehubungan dengan pendapat para orientalis tentang Muhammad.
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
ü Buku
a. Dr. Hasan Abdul Rauf M. el-Badawiy dan Dr. Abdurrahman Ghirah, 2007, Orientalisme dan Misionarisme, Bandung: PT Remaja Rosdakaya
b. Dr. Mustofa Hassan as-Syiba’i, 1997, Membongkar Kepalsuan Orientalisme, Yogyakarta: Mitra Pustaka
c. ___________, 1983, Islam dan Para Orietalis, dialih bahasakan oleh: H. Bey Arifin, Surabaya: PT Bina Ilmu
d. Maryam Jamilah, 1997, Islam dan Orientalisme, sebuah kajian analitik, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada
ü Internet
e. Pandangan Orientalis Tentang Muhammad, dalam internet, website: http://andromedazone.blogspot.com/2009/01/pandangan-orientalis-tentang-muhammad_26.html
a. Orientalisme dan Biografi Nabi Muhammad SAW,dalam internet, website:http://id.shvoong.com/humanities/history/2209740-orientalisme-dan-biografi-nabi-muhammad/
b. Apa Kata Para Orientalis Tentang Nabi Kita?, dalam internet, website:http://singingemotions.wordpress.com/2011/07/08/apa-kata-para-orientalis-tentang-nabi-kita-2/
c. Orientalisme, dalam internet, website:http://blog.re.or.id/orientalisme.htm2. SampelPOPULASI NAMA SIFAT Judul buku Orientalisme dan Misionarisme Carl Leil Jujur Tol Stoy Jujur Dr. Greeneh Jujur Membongkar Kepalsuan Orientalisme G. Von Grunbaum Tidak jujur Islam dan Para Orietalis Sir William Muir Tidak jujur Islam dan Orientalisme, sebuah kajian analitik Dr. Philip K. Hitti Tidak jujur Dalam internet Pandangan Orientalis Tentang Muhammad Peter Tidak jujur Yahya ad-Dimasyqi atau John of Damascus Tidak jujur Pastor Bede Tidak jujur Voltaire Tidak jujur Klimovich Tidak jujur Bagi Voltaire Tidak jujur Thomas Carlyle Jujur Loria Valeri Jujur Orientalisme dan Biografi Nabi Muhammad SAW Tomas Alluinas Tidak jujur George Sabe Tidak jujur Apa Kata Para Orientalis Tentang Nabi Kita? Washington Irfing Jujur Jan Lek Jujur Loravicia Vaghleri Jujur Gustave Le Bon Jujur Orientalisme Hardrian Roland Jujur Richard Bell Tidak jujur Saledon Amous Tidak jujur
C. Teknik Pengumpulan DataTehnik pengumpulan data peneliti melakukan library research yaitu mencari data dari berbagai buku yang menjelaskan tentang Muhammad prespektif orientalis.D. Teknik Analisis DataSetelah peneliti mendapatkan data yang dimaksud langkah selanjutnya adalah menganalisis data lalu mendeskripsikannya dan memberikan komentar terhadap permasalahan yang ada. Untuk menganalisa data tersebut peneliti menggunakan pendekatan Historis.
IV. ORGANISASI DAN JADWAL PENELITIANA. Organisasi PenelitianPenelitian ini dilakukan oleh kelompok UIN Bersatu dengan ketua Ahmad Kholil, sekertaris Ening nurjanah, dan anggotanya Kuwat, Dewi, UlumB. Jadwal PenelitianPenelitian ini membutuhkan waktu 1 bulan 1 hari di awali dengan melihat melihat data pendapat tentang Muhammad di internet dan di perpustakaan pada tanggal 27 desember 2011, peneliti mendiskusikan beberapa pendapat pada bulan januari 2012 dan mengolah data pada akhir januari.
V. BIAYA YANG DIPERLUKAN
[1] Qasim Assamurai, Bukti-Bukti Kebohongan Orientalis, (Jakarat: Gema Insani Press, 1996), hal: 28[2] Ibid, hl: 71, 109, 141[3] Maryam Jamilah, Islam dan Orientalisme, sebuah kajian analitik,(Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 1997), hl:13, 17[4] BANTAHAN TERHADAP FITNAH PARA ORIENTALIS : Tuduhan Para Orientalis terhadap Al-Qur’an pada Zaman Uthman ibn Affan, dalam internet, website: http://cesc-cone.blogspot.com/2011/01/bantahan-terhadap-fitnah-para_3073.html, diakses pada tanggal 05 Januari 2011[5] A. Hanif, Orientalisme, ditinjau menurut Kacamata Agama (Qur’an dan Hadits), (Jakarta: Pustaka Alhusna, 1981), hl: 122[6] Hasan Abdullah Rauf M. el-Badawiy, Abdurrahman Ghirah, Orientalisme dan Misionarisme, Menelikung Pola Pikir Umat Islam, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007), hal: 87
c. Orientalisme, dalam internet, website:http://blog.re.or.id/orientalisme.htm
2. Sampel
POPULASI | NAMA | SIFAT | |
Judul buku | Orientalisme dan Misionarisme | Carl Leil | Jujur |
Tol Stoy | Jujur | ||
Dr. Greeneh | Jujur | ||
Membongkar Kepalsuan Orientalisme | G. Von Grunbaum | Tidak jujur | |
Islam dan Para Orietalis | Sir William Muir | Tidak jujur | |
Islam dan Orientalisme, sebuah kajian analitik | Dr. Philip K. Hitti | Tidak jujur | |
Dalam internet | Pandangan Orientalis Tentang Muhammad | Peter | Tidak jujur |
Yahya ad-Dimasyqi atau John of Damascus | Tidak jujur | ||
Pastor Bede | Tidak jujur | ||
Voltaire | Tidak jujur | ||
Klimovich | Tidak jujur | ||
Bagi Voltaire | Tidak jujur | ||
Thomas Carlyle | Jujur | ||
Loria Valeri | Jujur | ||
Orientalisme dan Biografi Nabi Muhammad SAW | Tomas Alluinas | Tidak jujur | |
George Sabe | Tidak jujur | ||
Apa Kata Para Orientalis Tentang Nabi Kita? | Washington Irfing | Jujur | |
Jan Lek | Jujur | ||
Loravicia Vaghleri | Jujur | ||
Gustave Le Bon | Jujur | ||
Orientalisme | Hardrian Roland | Jujur | |
Richard Bell | Tidak jujur | ||
Saledon Amous | Tidak jujur |
C. Teknik Pengumpulan Data
Tehnik pengumpulan data peneliti melakukan library research yaitu mencari data dari berbagai buku yang menjelaskan tentang Muhammad prespektif orientalis.
D. Teknik Analisis Data
Setelah peneliti mendapatkan data yang dimaksud langkah selanjutnya adalah menganalisis data lalu mendeskripsikannya dan memberikan komentar terhadap permasalahan yang ada. Untuk menganalisa data tersebut peneliti menggunakan pendekatan Historis.
IV. ORGANISASI DAN JADWAL PENELITIAN
A. Organisasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan oleh kelompok UIN Bersatu dengan ketua Ahmad Kholil, sekertaris Ening nurjanah, dan anggotanya Kuwat, Dewi, Ulum
B. Jadwal Penelitian
Penelitian ini membutuhkan waktu 1 bulan 1 hari di awali dengan melihat melihat data pendapat tentang Muhammad di internet dan di perpustakaan pada tanggal 27 desember 2011, peneliti mendiskusikan beberapa pendapat pada bulan januari 2012 dan mengolah data pada akhir januari.
V. BIAYA YANG DIPERLUKAN
[1] Qasim Assamurai, Bukti-Bukti Kebohongan Orientalis, (Jakarat: Gema Insani Press, 1996), hal: 28
[2] Ibid, hl: 71, 109, 141
[3] Maryam Jamilah, Islam dan Orientalisme, sebuah kajian analitik,(Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 1997), hl:13, 17
[4] BANTAHAN TERHADAP FITNAH PARA ORIENTALIS : Tuduhan Para Orientalis terhadap Al-Qur’an pada Zaman Uthman ibn Affan, dalam internet, website: http://cesc-cone.blogspot.com/2011/01/bantahan-terhadap-fitnah-para_3073.html, diakses pada tanggal 05 Januari 2011
[5] A. Hanif, Orientalisme, ditinjau menurut Kacamata Agama (Qur’an dan Hadits), (Jakarta: Pustaka Alhusna, 1981), hl: 122
[6] Hasan Abdullah Rauf M. el-Badawiy, Abdurrahman Ghirah, Orientalisme dan Misionarisme, Menelikung Pola Pikir Umat Islam, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007), hal: 87